Tuesday, October 19, 2021

Mengatasi Writer's Block

 



Bismillah... Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad... Kuambil laptop yang telah cukup lama mengendap di backpackku setelah kusimpan saat pulang sekolah agar terlindungi dari rinai hujan gerimis di luar. Perlahan kubuka laptopku dan mulai kunyalakan. Gawai yang ready 100% karena langsung ku cas saat pulang sekolah sebagai antisipasi siapa tau nanti malam listrik didaerah rumahku padam lagi. Well..malam ini aku ada kelas Belajar Menulis gelombang 21 bersama Om Jay and the team. Honestly... malam ini aku kurang begitu bersemangat mengikuti kelas menulis...I don’t know why maybe karena aktivitas disekolah yang menumpuk membuatku little bit exhausted. But I’ll try to do my best. Saat kubuka WA chat... kudapati beberapa teman yang antusias menanyakan materi apa yang akan dibahas pada pertemuan ke 7 malam ini? Ya... malam ini merupakan pertemuan ke -7 kelas belajar menulis.. lalu Bu May yang malam ini menjadi moderator kami membagikan flyer materi apa yang akan kami bahas malam ni... “Mengatasi Writer’s Block”, wait... kok bisa pas ya... dengan apa yang kurasakan sekarang.

Pertanyaan menggelitik mulai menghantui pikiranku di tengah rinai hujan yang datang silih berganti malam ini yang cukup deras dan menyejukkan walaupun pagi tadi langit keliatan begitu cerah bersahabat dan matahari pun seakan kompromi dengan semesta untuk mendukung segala aktivitas pagi kami. Yeah.. slowly but sure like a snail kucoba menelaah materi yang disampaikan narasumber malam ini harap – harap bisa membangkitkan passion menulisku yang mulai turun lagi levelnya.

Narasumber pada malam ini adalah seorang wanita muda, cantik nan cerdas asal kota Subang bernama bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.. Seorang peraih Penghargaan Bupati Subang (2020) dan peraih Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan hingga karyanya yang mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan jejak prestasi literasi yang baik bagi tanah Subang.

Berikut adalah daftar karya literasi yang sudah dikeluarkan oleh Bu Dita, antara lain:

Karya tunggal :

1. Precious (2017-2019), a novel 12 chapter - tersedia di Wattpad

2. Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja (2019), a short story 10 chapter - tersedia di Wattpad

3. Djogja Backpacker (2019), a short story 5 chapter - tersedia di Storial

4. Buku "Lelaki di Ladang Tebu" (2020), kumpulan cerpen pendidikan (silahkan cek Instagram @dittawidyautami untuk melihat testimoninya)

5. Buku "Membongkar Rahasia Menulis" (2021), kumpulan tulisan selama mengikuti lomba blog PGRI bulan Februari

6. Buku "Sepenggal Kisah Corona : Memoar Perjalanan Hidup Selama Satu Tahun Pandemi" (2021)


Buku karya bersama :

1. Jejak Langkah Guru Subang (2019) - kumpulan best practice, MGMP IPA Subang

2. Guru di Ladang Ilmu (2019) - kumpulan cerpen karya guru, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)

3. Sepenggal Kisah di Ruang Cipta Pentigraf (2020) - KPPJB

4. Dari Mata Air Hingga Muara (2020) - Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa)

5. Pelangi Jiwa (2020) - kumpulan kisah inspiratif, KPPJB

6. Pena Digital Guru Milenial (2020) - kisah para guru blogger, PGRI

7. Menyongsong Era Baru Pendidikan (2020) - bersama Prof. Eko Indrajit

8. Pola Pembelajaran yang Efektif dari Rumah (2020) - Hasil Lomba Blog Hardiknas (PGRI)

9. Sumbu Saihu Lisangbihwa (Jan 2021) - antologi puisi Saihu, Saihula, Saihudan bersama Lisangbihwa

10. Dendang Asa Dalam Untaian Kata (Jan 2021) - antologi pentigraf bersama KPPJB Regional Subang

11. Meniti Asa : Kumpulan Kisah Awal Menjadi Guru (Feb 2021) - KPPJB

12. Kelas Bertembok Pelangi (Agustus 2021) - FIMNesia

13. Aku Bangga Jadi Anak Muslim (proses cetak) - Jendela Puspita



Wow.. memiliki karya yang luar biasa sebanyak ini di masa muda adalah suatu pencapaian yang luarbiasa..masyaallah..semoga aja aku bisa ketularan pinternyaJ aamiin ya robbal alamin. Itulah doa yang selalu keselipkan disetiap pertemuan kegiatan menulisku. Bersyukur Allah mempertemukanku dengan orang – orang hebat seperti mereka..

Okay... setelah membaca profil dari narasumberku, aku pun mencoba untuk kembali fokus dengan tulisan meskipun harus berbagi waktu dengan putri kecilku yang juga menuntut tanggung jawabku sebagai seorang ibu untuk menemaninya mengerjakan tugas dari sekolahnya. Bismillah... I try to resume materi yang disampaikan Bu Ditta.






Dimulai dari pengertian writer’s block. Menurut Wikipedia writer's block adalah keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya dan ini bisa menimpa tidak hanya penulis pemula tapi professional juga seperti blogger, mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir, screen writer (penulis naskah seperti untuk film, sinetron), script writer (penulis teks untuk dibacakan pembaca berita), dll juga bisa mengalami Writer’s Block (WB). Hal ini bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Berapa lama hal ini akan menimpa penulis. Bisa jadi sehari, sebulan atau mungkin lebih tergantung dari orang yang mengalaminya. Dalam sebuah artikel di idntimes disebutkan bahwa berdasarkan sebuah penelitian dari Yale psychologists pada tahun 1970 dan 80-an yang akhir-akhir ini kembali ditinjau New Yorker, writer's block merupakan hal yang konkrit dan fenomena yang bisa diatasi. Untuk memahami fenomena ini, dua orang psikolog, Jerome Singer, dan Michael Barrios pun mengadakan sebuah penelitian terhadap para penulis dengan latar belakang berbeda.








Berikut ini adalah beberapa sebab dan trik mengatasi writer’s block menurut Bu Ditta yang bisa kita terapkan, yaitu :

1. Topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami writer’s block. Oleh itu kita harus mempelajari metode baru tersebut lebih mendalam. Namun, jika terkait tema, kita bisa memberikan jeda sedikit saat menulis dengan membaca referensi tambahan terkait tema untuk memperkaya wawasan dan kosa kata.

2. Stress. Kalo ini sih..seringkali menimpaku selaku penulis pemula. Banyaknya pekerjaan sekolah yang harus diselesaikan segera, belum lagi masalah anak –anak karena aku adalah seorang ibu berarti mereka adalah tanggung jawabku ditambah lagi urusan pekerjaan rumah. Kuakui semua hal itu seringkali terjadi dan sometimes it makes me a little bit stress sehingga aku ngerasa blank saat ingin menulis. Dari materi Bu Ditta akhirnya aku mencoba menerapkan solusi yang dihadirkan. Bahwa kita harus yakin kalau kita tak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan kita, tapi setidaknya apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri. Writer’s Block juga merupakan indikator bahwa fisik/mental kita sedang lelah. So take a deep breath and take a rest when you feel tired (Tarik nafas sejenak dan rehatlah saat kau merasa lelah).

3. Refreshing hati dan otak is also important. Sangatlah penting untuk membuat suasana hati dan otak yang menyenangkan. Karena hal itu tentu akan mempengaruhi tulisan yang akan kita buat. Semakin tenang hati dan otak kita maka akan semakin banyak ide yang akan berhamburan di kepala kita. Dan saat itu terjadi maka segeralah membuat outline tulisan agar ide – ide tersebut tidak hilang begitu saja. Sempatkan waktu untuk “Me time”. It just you..no one else. Lakukan hal yang disukai agar bisa mengembalikan mood dalam diri kita.

4. Terlalu perfeksionis (too perfectionist). To be perfect is normal but too perfectionist is not good enough. Menentukan target yang ingin dicapai saat menulis is essential namun jangan berlebihan. Misalnya kita ingin tulisan kita dibaca ratusan bahkan ribuan orang tapi kita belum juga mulai menulis..Lso kapan bisa terkenalnya atau kita pengen menulis tapi syaratnya ialah tulisan tersebut harus menang dalam lomba menulis... itu mah namanya www.ngimpi.dak mungkin.com alias impossible. So started from today...let’s start from the simple writting... free writing (menulis bebas). Namanya juga menulsi bebas... jadi... ya..suka – suka penulis donkJ. Abaikan sementara aturan penggunaan tanda baca, typo saat pengetikan dan lain – lain . Yang penting mah... nulis dulu. Kalau pun nanti ditemukan kesalahan, direvisi aja.

Again.. narasumber kami melansir dari laman Writer’s Digest, menulis bebas akan membantu melatih otak menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada di dalam kepala sejak lama, dan memberikan tempat untuk kata-kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang sedang dikerjakan saat ini. Dengan melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin, kita bahkan bisa menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal lain. Seperti yang selalu dikatakan Om Jay (beliau adalah salah satu tutor dikelas menulis) “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang akan terjadi”. Ternyata obat yang ampuh untuk mengatasi writer’s block adalah menulis. Kalo kata bu Aam baca luruskan dulu niatnya and jangan lupa baca doanya “Allahumma paksakeun..” agar Allah melancarkan niat kita buat menulis.

Dari materi yang telah disampaikan akhirnya aku tahu bahwa Writer’s Block itu bisa muncul tanpa mengenal situasi dan kondisi. Ini bisa menimpa semua penulis jangankan penulis pemula sepertiku bahkan penulis profesional pasti juga akan mengalami writer’s block. Apabila hal ini terjadi pada penulis maka penulis tersebut harus segera mengatasi masalah ini agar tidak kehilangan passion menulisnya. Menulis setiap hari paling tidak luangkan waktu 5 menit saja untuk membuat sebuah tulisan bebas adalah salah satu cara mengatasi writer’s block. Saat lelah dan bosan mulai melanda, rehatlah sejenak. Lakukan hal – hal yang disukai seperti nonton film di bioskop, makan ice cream atau sekedar hang out bareng sahabat agar bisa mengembalikan mood menulis kita. Yang terpenting adalah janganlah terlalu perfeksionis dalam menulis. Saat kita menghasilkan sebuah karya tulis maka bacalah kembali tulisan yang telah kita buat dan ketika menemukan kesalahan dalam tulisan yang kita buat.. maka lakukan revisi. Terimalah setiap saran dan kritik yang disampaikan oleh reader dengan hati yang lapang demi kemajuan tulisan yang telah kita buat. Lakukan Blog Walking alias berkunjung lah ke blog teman – teman yang lain agar kita bisa mendapatkan lebih banyak referensi. Selain itu, perbanyaklah membaca baik tulisan orang lain atau pun dari buku- buku untuk menambah wawasan. Saat ide – ide tulisan berhamburan dari kepala maka buatlah outline tulisan agar kita bisa menampung semua ide yang telah muncul dalam pikiran kita. The last but least...luruskan kembali niat kita agar kita bisa kembali fokus dengan tujuan awal kita. Well... I think that’s all my resume.

.A bunch of thanks to Bu Ditta and Bu May buat ilmunya malam ini... semoga saya bisa tetap istiqomah hingga akhir kelas belajar menulis ini. Insyaallah...

 

6 comments:

  1. Mantap 👏
    Semangat selalu 🌻

    ReplyDelete
    Replies
    1. siaap bu..thanks for supporting us always...

      Delete
  2. Replies
    1. alhamdulillah..mkc ibu..punya ibu juga bagus kok..semangat terus pokoknya kita bu..

      Delete
  3. Aamiin ... Resume yang renyah dibaca. Mantul.

    ReplyDelete
  4. alhamdulillah..mkc ya bu atas ilmunya...

    ReplyDelete

Teks Deskriptif

Silahkan tautkan rekaman video kalian ttg karangan deskriptif dgn judul Le Bront James..dibagikan comment dibwah ini ya nak..jgn lupa buat n...